Bismillahirahmanirahim,
Teman-teman Rahimakumullah, bersyukur kepada Allah SWT atas segala nikmat Iman dan Islam sehingga sampai detik ini kita masih dipercaya untuk tetap menjalankan tugas dari Illahi rabbi menyempurnakan tugas kehidupan yang telah tercatat di lauhil mahfuz setiap takdir baik itu Jodoh, Rezeki sampai Maut merupakan hak dari segala hak preogratif sang pencipta Allah SWT.
Bersyukur Alhamdulillah kita masih diberikan kenikmatan Iman dan semoga sampai akhir hayat dikandung badan Iman tersebut masih bersinar sehingga kita mampu menjawab pertanyaan Malaikat Munkar dan Nakir didalam kubur Aminn, mengingat firman Allah SWT QS. Ali Imran : 102
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ حَقَّ تُقَاتِهِ وَلَا تَمُوتُنَّ إِلَّا وَأَنْتُمْ مُسْلِمُونَ
"Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah sekali-kali kamu mati melainkan dalam keadaan beragama Islam"
Allah SWT izinkan saya membahas suatu kisah pada zaman Tabiin yaitu seorang pemuda yang terkenal sebagai orang yang selalu menjalankan praktik maksiat segala macam dosa apapun telah ia jalankan, tiba saatnya Allah SWT sang maha pencipta Rabbul alamiin meneteskan cahaya hidayah kepada siapapun hambaNya tanpa terkecuali pemuda yang satu ini.
Pemuda tersebut telah menemukan titik dimana ia letih akan aktivitias dosa-dosanya, tumpukan demi tumpukan kehinaan dosa telah dia tabung seolah peribahasa manusia tidak akan berhenti memakan sampai mulut tersumpal tanah, tapi pemuda ini seperti mendapat sinyal kasih sayang oleh dzat yang ubun-ubun ada ditanganNya.
Suatu hari pemuda tersebut pergi ke suatu Masjid yang bernama Masjid At Taubah, ia telah menguatkan tekat didalam jiwanya untuk berhijrah meniggalkan segala dosa dan berjalan menuju Allah SWT. ia tahu jika sang hamba mendekat ke RabNya dengan berjalan maka Rab akan mendekat seperti berlari sungguh tiada sang pencipta yang yang kasih sayangNya melebihi murkaNya Allah Ar Rahman Ar Rahiim.
Setiba di Masjid At Taubah sang pemuda tadi menemui Syaikh (Guru) di Masjid tersebut, berkata sang pemuda "Ya Syaikh, izinkan saya menjadi muridmu, saya mau menimba Ilmu padamu" sang pemuda menjelaskan asal muasal kehendaknya untuk membulatkan tekad mendekat kepada sang Rabbi. Syaikh berkata "Hai pemuda, kau boleh saja belajar disini, tapi perlu aku sampaikan, aku ini orang miskin, setiap hari aku hanya makan 3 butir kurma dan air putih saja, tidak lebih dari itu. apakah engkau bisa menerimanya?", pemuda menjawab "Saya tidak keberatan syaikh, saya terima apapun yang ada yang terpenting saya bisa mengenal tuhan saya dan beribadah kepadanya", singkat cerita pemuda tadi resmi menjadi santri sang Syakih.
3 hari berlalu, syaiton mulai beraksi membisiki secara halus kealam fikiran pemuda itu. menghasut agar pemuda tadi memberikan makan kepada sang guru, setan berkata "apakah kau tidak kasihan gurumu itu sudah bertahun-tahun hanya memakan kurma saja dan air putih?" pemuda itu merasa iba dan ingin membahagiakan sang guru walaupun hanya sebatas makanan saja. ketika itu pemuda meminta izin untuk berjalan-jalan keluar masjid dan dibolehkan oleh sang guru.
Syaitan yang gigih membisikkan ketelinga dan hati si pemuda itu sepertinya mulai semangat karena tanpa disadari perlahan pemuda itu mulai menurutinya. tiba disalah satu rumah dekat Masjid ia melihat celah dalam rumah ada tiga orang wanita yang tidak menggunkan hijab, sontak pandangannya segera ia alihkan karena bukan itu tujuan ia keluar Masjid. ketika tiba di rumah yang kedua yang jaraknya agar sedikit jauh dari Masjid ia melihat ada rumah yang kosong tidak ada orangnya namun tercium aroma masakan sedap diarah dapur belakang, ia segera bergegas kearah dapur untuk mengeceknya.
Setibanya masuk kedalam dapur rumah yang sedang tidak ada orang itu, ia melihat diatas tungku kompor yang tertutup panci ia membukanya, ketika dibuka makin santer aroma masakan lezat cita rasa sayur terong dirumah tersebut. disini syaiton membisikan ditelinganya "Hai pemuda kau coba saja dulu, kalau enak segera bawa pulang bagi lah gurumu", seketika pemuda tersebut mencicipi terong tersebut, dicuilnya terong tersebut dan mulai lah dimasukan kedalam mulutnya dan dikunyahnya terong tersebut. pada saat itu ada bisikan baik dalam dirinya yang mengingatkan bahwa saat ini ia sedang berhijrah kalau mengulang kesalahan mencuri apa bedanya dengan masa lalu.
Sontak segera ia muntahkan cuilan terong itu ke tanah, ketakutan memuncak dalam benaknya pemuda itu lari sekencang-kencangnya dengan perasaan takut pada Allah SWT pulang ke Masjid At Taubah. Setiba di Masjid ketika itu sang syaikh sedang mengajar ilmu agama ke santri yang lain lalu ia bergabung seperti biasa dengan membawa hati gundah sekaligus takut akan hijrahnya jika ditolak Allah SWT.
Sehabis kajian sang syakih menerima tamu masyarakat yang seperti biasa beliau dipercaya untuk memberikan fatwa dan konsultasi dalam hukum agama disana, ketika itu ada 2 orang yang bertamu satu orang wanita muda, cantik dengan menggunakan cadar di wajahnya dan satu orang laki-laki tua yang menemaninya, namun orang tua tersebut hanya menunggu dipelataran masjid tidak ikut masuk.
Perbincangan wanita muda itu dengan sang syaikh cukup lama sehingga pemuda tadi mendengar sang guru memanggilnya "Ya Pemuda Taal (kesini)", segeralah pemuda itu bergegas menghampirinya karena patuh perintah sang guru. Syaikh bertanya "Hai pemuda aku ada 2 pertanyaan kau harus jawab jujur, pertama apakah engkau pernah menikah?", Pemuda menjawab "Belum Syakih", Syakih melanjutkan pertanyaan "Kau jawab jujur, apakah engkau ingin menikah?", sang pemuda terdiam dan bergumam dalam hati kalau dia tak mungkin menikah, saat ini makan saja masih ikut dengan gurunya yaitu kurma 3 butir perhari dan air putih saja, pemuda itu menjawab "Ya Syaikh, bagaimana mungkin aku bisa menikah, sekarang saja hidup saya bergantung dengan engkau, saya mustahil untuk menikah".
Syaikh tersebut menyambut dengan husudzon berkata "Pemuda kau tak perlu fikirkan itu, duduklah, lihatlah tamuku ini warga penuduk disini ia telah ditinggal wafat oleh suaminya dan saat ini ia sudah melewati masa iddahnya. apakah engkau mau menjadi suaminya?", sang wanita tadi ditanya "apakah engkau mau menjadi istri santriku ini?", wanita tadi menunduk tanda setuju. sang pemuda juga setuju dan singkat cerita orang tua yang didepan masjid tadi ialah wali daripada wanita ini sehingga cukup menjadi syarat dilakukannya akad pernikahan.
Setelah remsi menjadi seorang suami pemuda itu dinasehati dang guru agar menjadi kepala rumah tangga yang baik dan mencontoh teladan Rasulullah SAW. sang syaikh juga menawarkan tetap bisa menimba llmu di Masjid At Taubah kapan saja.
Pulang lah sang pemuda dengan istri yang baru dinikahkan itu. melewati rumah yang pertama tadi sang pemuda mulai khawatir jangan-jangan ia wanita 3 orang yang tak sengaja dilihatnya ternyata bukan, kemudian didalam perjalanan mau melewati rumah yang kedua sang pemuda deg-degan takut jangan - jangan rumah yang tak jadi ia curi terongnya tadi itu rumah sang istri, pemuda tadi mempercepat langkah, ketika itu sang istri memengang erat tangan pemuda itu dan berkata "Sayang kamu mau kemana kita sudah sampai, ini rumah kita" ditunjuklah rumah yang tadi pemuda itu masuk tanpa izin pemilik rumah, rasa takut menyelimuti hati sang pemuda.
Setiba di ruang tamu pengantin baru ini duduk sejenak sang istri menawari suaminya untuk makan "Sayang aku tahu kamu lapar ya? sebentar aku siapkan makan untukmu ya", kembali detak jantung pemuda itu berdetak seperti ingin copot rasanya. terdengarlah suara teriakan sang istri dari dalam dapur "Ya Allah siapa yang mencuri masakanku ini, aku sengaja memasaknya untuk suamiku" gaduh di dalam dapur. sang pemuda tadi mendekat dan menenangkan istrinya seraya berkata "wahai istriku kau tenanglah sejenak, duduklah, aku ingin bercerita" sang pemuda itu bercerita dengan sejujur-jujurnya tentang siapa dirinya sehingga ia menuruti syaitan untuk mencuri makanan di warga sekitar untuk sang guru.
Pemuda tersebut berkata "Sayang, aku sudah ceritakan semuanya aku lah orang yang mencuri masakanmu itu, aku berdosa aku mohon maaf, tapi perlu kamu ketahui aku tidak sempat menelannya segera aku muntahkan aku sungguh takut dengan Allah SWT". sang istri begitu mendengar kejujuran sang suami mengaku akan kesahalan-kesalahannya yang begitu detil dan gamblang tak ingin berlama-lama menjawab "Sayang, Demi Allah, Secuil terong yang kau curi itu lalu kau muntahkan karena takut pada Allah SWT, kini Allah yang maha pemilik segalanya telah membalas kelakuanmu itu" pemuda bertanya "apa balasannya", "kau tahu karena ketakutan pada Allah itu kini Allah ganti dengan terongnya, pancinya, dapurnya, rumahnya dan pemilik rumah itu menjadi milikmu" Masya Allah...Masya Allah... Masya Allah...
Sungguh indah rencana dan takdir Allah, semoga kita bisa ambil pelajaran akan hijrahnya seorang hamba dengan totalitas hijrah Allah berikan jauh dari apa yang tak terduga..
Alhamdulillah..
Wassalamualaikum,
Al Fakir,
-mht